Minggu, 24 Januari 2016

Sajak dari Timur

Bertahun-tahun berlalu, tetapi aku masih sama
begini-begini saja
walaupun anak cucu raja-raja sudah lahir dan tumbuh besar.
Tidak seperti mereka, kawan-kawanku,
yang selalu diutamakan oleh raja,
aku hanyalah anak pinggiran yang hanya mampu menatap sambil merutuk bersama gemeretak gigi.
Aku juga bukan mereka
yang berbagai permintaannya akan dengan mudah dikabulkan oleh raja.
Karena sekali lagi, aku adalah anak pinggiran.
Oh, bukan, kawan!
Aku bukanlah anak pinggiran, melainkan aku adalah anak yang terasingkan!

Wahai, Paduka Raja yang terhormat!
Sudah berkali-kali aku berteriak mengaduh dan memohon atas segala pintaku tentang mereka, para perampok, dari kerajaan lain
yang sudah mengusik kenyamanan dan mengambil semua kekayaanku dengan paksa.
Sudah bertahun-tahun pula aku menunggu kepastian, tetapi tak ada jawab selain perih yang semakin menganga.
Sebab nyatanya kau hanya bungkam!
Diam membisu di singgasana kerajaanmu dan membiarkan aku untuk terus terpenjara di bawah kekuasaan raja lain!

Cukup sudah kau biarkan aku seperti ini!
Dan tolong dengarkan aku sekali ini untuk yang terakhir.
Tolong, dengarkan saja!
Aku, si anak yang terasingkan dari bagian timur, ingin mengatakan bahwa : Aku ingin lepas!
Bebas!
MERDEKA!
Sebab aku sudah lelah untuk menjadi tawanan kerajaan lain selama bertahun-tahun!
Sebab aku sudah muak dengan sederet daftar kewajiban yang kau sodorkan tanpa pernah sedikitpun kau biarkan aku mencicipi hakku!
Dari : Aku-si anak timur yang terasingkan.


ak

0 Comment:

Posting Komentar