Minggu, 24 Januari 2016

Sajak dari Timur

Bertahun-tahun berlalu, tetapi aku masih sama
begini-begini saja
walaupun anak cucu raja-raja sudah lahir dan tumbuh besar.
Tidak seperti mereka, kawan-kawanku,
yang selalu diutamakan oleh raja,
aku hanyalah anak pinggiran yang hanya mampu menatap sambil merutuk bersama gemeretak gigi.
Aku juga bukan mereka
yang berbagai permintaannya akan dengan mudah dikabulkan oleh raja.
Karena sekali lagi, aku adalah anak pinggiran.
Oh, bukan, kawan!
Aku bukanlah anak pinggiran, melainkan aku adalah anak yang terasingkan!

Wahai, Paduka Raja yang terhormat!
Sudah berkali-kali aku berteriak mengaduh dan memohon atas segala pintaku tentang mereka, para perampok, dari kerajaan lain
yang sudah mengusik kenyamanan dan mengambil semua kekayaanku dengan paksa.
Sudah bertahun-tahun pula aku menunggu kepastian, tetapi tak ada jawab selain perih yang semakin menganga.
Sebab nyatanya kau hanya bungkam!
Diam membisu di singgasana kerajaanmu dan membiarkan aku untuk terus terpenjara di bawah kekuasaan raja lain!

Cukup sudah kau biarkan aku seperti ini!
Dan tolong dengarkan aku sekali ini untuk yang terakhir.
Tolong, dengarkan saja!
Aku, si anak yang terasingkan dari bagian timur, ingin mengatakan bahwa : Aku ingin lepas!
Bebas!
MERDEKA!
Sebab aku sudah lelah untuk menjadi tawanan kerajaan lain selama bertahun-tahun!
Sebab aku sudah muak dengan sederet daftar kewajiban yang kau sodorkan tanpa pernah sedikitpun kau biarkan aku mencicipi hakku!
Dari : Aku-si anak timur yang terasingkan.


ak

Jumat, 08 Januari 2016

Apa Tahun Barumu?

Assalamu'alaikum semuaaa :)

Gimana kabarnya nih para pembaca setia blog gue? Semoga kalian sehat dan selalu dalam lindungan Allah yaaa. Udah lama nih gue off dari tulis-menulis di blog. Hehehe. Sorry deh pokoknya! Lain waktu gue share sebab-sebab gue off (insya Allah). Naahhh untuk intronya cukup sampe di sini aja yak. Kalo kepanjangan nanti bisa gak selesai dua hari wkwkwk.

Di awal tahun yang baru ini (meskipun udah lewat seminggu wakakak) gue cuma mau mengajak kalian, para pembaca setia, blog gue untuk memulai lembaran baru dengan iman yang baru dan peng-upgrade-an diri yang baru juga (tentunya ke arah yang lebih baik yah guys). Di awal tahun baru ini juga gue enggak akan mengucapkan "selamat tahun baru" lagi seperti sebelum-sebelumnya.

WHYYYY??? Yaudah kalo mau tau jawabannya langsung aja yuk cekidooottt!! :)

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti sistem penanggalan tradisional Romawi yang telah dibuat sejak abad ke-7 SM. Dalam membuat sistem penanggalan yang baru ini ia dibantu oleh seorang ahli astronomi yang bernama Sosigenes. Ahli astronomi tersebut menyarankan kepada sang kaisar Julius agar sistem penanggalan yang baru tersebut didasarkan pada revolusi matahari sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam sistem penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Julius menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tanggal 1 Januari baru dimulai pada awal tahun 46 SM. Sang kaisar Julius juga memerintahkan agar setiap empat tahun sekali ditambahkan satu hari pada bulan Februari yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam sistem penanggalan baru ini.

Di dalam The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237 dijelaskan bahwa : "Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke-46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah - sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu."

Sosok Dewa Janus dalam Mitologi Romawi 

Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi dan pada peradaban sebelummya di Yunani sendiri telah disembah sosok yang sama bernama Dewa Choronos. Kaum Pagan atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani.

Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve pada tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan bumi bagian Eropa, tahun baru Masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus sehingga agama Kristen sering disebut sebagai agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Lain halnya dengan negara Jerman, ritual yang dijalankan oleh orang-orang Brazil adalah dengan berbondong-bondong menuju pantai dengan mengenakan pakaian putih-putih pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari. Di sana mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya, dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja - Dewa Laut yang terkenal dalam lagenda negara Brazil.

Sedangkan untuk orang Romawi kuno, mereka akan saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus.

Apa Tahun Baru Umat Muslim? 

Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun. Tahun renovasi Ka'bah misalnya, karena pada tahun tersebut Ka'bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fiil (gajah) karena saat itu terjadi penyerbuan untuk menghancurkan Ka'bah oleh pasukan bergajah. Oleh karena itu, kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah dengan istilah tahun gajah. Terkadang orang Arab juga menggunakan tahun kematian seorang tokoh sebagai patokan tahun. Untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan qamariyah (penetapan awal bulan berdasarkan fase-fase bulan).

Sistem penanggalan seperti ini terus berlanjut hingga masa khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq r.a. Hingga pada masa khalifah Umar bin Al Khathathab r.a datang sebuah keluhan dari Abu Musa Al-Asy-'Ari r.a sebagai gubernur Basrah kala itu. Keluhan tersebut pun disampaikan kepada Umar lewat suratnya.

"Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, tanpa tanggal."

Dalam riwayat lain disebutkan,

"Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin. Namun, kami tidak tahu apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya'ban. Kami tidak tahu apakah Sya'ban tahun ini ataukah tahun kemarin."

Karena peristiwa inilah khalifah Umar mengajak para sahabat untuk bermusyawarah dalam menentukan sistem penanggalan Islam. Dalam musyawarah banyak yang mengemukakan pendapat mengenai penentuan awal tahun Islam. Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari tahun Rasulullah lahir atau pada saat Rasulullah diutus menjadi Nabi. Ada pula yang mengusulkan penanggalan dimulai pada tahun wafatnya Rasulullah. Pendapat ini tidak diambil oleh para sahabat sebab dalam hal tersebut terdapat unsur tasyabuh dengan orang Majusi yang menjadikan tahun kematian raja-raja sebagai acuan penanggalan. Di samping itu, jika ini dijadikan sebagai acuan penanggalan maka akan membuat sedih umat Muslim. Karena tahun ini merupakan tahun duka bagi umat Muslim. Hingga akhirnya atas gagasan sahabat Ali bin Abi Thalib dan kesepakatan para sahabat, sistem penanggalan pun dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Landasan para sahabat mengambil kesepakatan ini adalah berdasarkan firman Allah yang artinya:

"Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih." (Q. S. 5:108)

Para sahabat memahami makna "sejak hari pertama" dalam ayat tersebut sebagai hari pertama kedatangan hijrahnya Rasulullah SAW. Umar pun berkata bahwa : "Peristiwa hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil." Di samping itu, hijrah juga menjadi momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat Islam, yang diawali dengan eratnya jalinan solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Hingga akhirnya jalinan ukhuwah itu pun menciptakan integrasi umat Islam yang sangat kokoh dan membawa pada kejayaan Islam di seluruh muka bumi. Oleh karena itu, momentum hijrah Rasulullah dijadikan sebagai acuan sistem penanggalan dalam Islam yang kemudian dikenal dengan sistem penanggalan kalender hijriyah.

Perbincangan berlanjut seputar penentuan awal bulan kalender hijriyah. Sebagian sahabat mengusulkan bulan Ramadhan. Sahabat Umar bin Al Khathathab r.a dan Ustman bin Affan r.a mengusulkan bulan Muharram. Akhirnya didapatlah kesepakatan untuk menjadikan bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam sistem penanggalan kalender hijriyah. Alasan dipilihnya bulan Muharram sebagai awal bulan diutarakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah,

"Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan Muharram. Di mana baiat terjadi dipertengahan bulan Dzulhijah. Dari peristiwa baiat itulah awal mula hijrah. Bisa dikatakan hilal pertama setelah peristiwa baiat adalah hilal bulan Muharram serta tekad untuk berhijrah juga terjadi pada hilal bulan Muharram (awal bulan Muharram). Karena inilah Muharram layak dijadikan awal bulan. Ini alasan paling kuat mengapa dipilih bulan Muharram."(Fathul Bari,7/335)

Naaahhhh di samping itu guys ada juga nih tambahan lainnya.

Dari Anas ra. berkata "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka Beliau berkata, "Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian , yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. An Nasai nomor 1556 dan Ahmad 3:178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim) .

Adapaun hari Jum'at termasuk pada hari raya kaum Muslim yang berulang-ulang dalam tiap pekannya. Sehingga dengannya telah cukup bagi kita dan sudah sepatutnya kita tidak mencari hari-hari perayaan lainnya. Terlebih lagi hari Jum'at sebagai hari raya umat Muslim memiliki banyak keistimewaan. Namun, umtuk hal keistimewaan di hari Jum'at akan dijabarkan di lain waktu ya para pembaca setia :)

Lagian nih yaaa kalo kita ngerayain tahun baru Masehi itu sama aja kita termasuk dalam golongan merek loh guys! Gimana enggak coba?! Nasrani akan membunyikan lonceng untuk memanggil kaumnya beribadah. Yahudi akan meniup terompet untuk memanggil kaumnya beribadah dan Majusi (penyembah api) akan menggunakan api untuk memanggil kaumnya beribadah. Lalu, KITA, UMAT MUSLIM, MELAKUKAN ITU SEMUA DALAM SATU MALAM!!! 

Naudzubillah! Astagfirullah ya Allah......

Maka benarlah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah beberapa ribu tahun lalu. Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga apabila mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya. Mereka (para sahabat) bertanya : " Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani?". Lalu beliau berkata : "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan ingatlah guys! Rasulullah SAW. udah ngingetin kita loh tentang penyerupaan terhadap suatu kaum. Bahayanya itu......

Dari Ibnu 'Umar, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Ahmad 2:50 dan Abu Daud nomor 4031)

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami." (HR. Tirmidzi nomor 2695 Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini hasan)

Di samping itu pula Allah SWT. telah berfirman yang artinya "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Q.S. 17:36)

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan," (Q.S. 5:48)

Nah! Udah jelas pake banget dong yhaaa guys kalo umat Muslim itu tahun baru nya tanggal 1 Muharram dan Idul Fitri serta Idul Adha hari raya nya. Kalo selain itu sih yaaa bukan golongannya Nabi Muhammad hehehehe. Yuuuuukkk kita perbanyak istigfar atas kebodohan kita selama ini dan perbanyak mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebab, secara gak langsung kita udah murtad kan yaa?? Hiii naudzubillah. Dan semoga kita termasuk dalam golongan Nabi Muhammad yang dicintainya dan Allah, yang kelak akan mendapatkan syafaatnya yaaa. Ayo Aamiin kan bersama! Aamiin ya Rabbal Alamin :)

Maka, 1 Muharram adalah tahun baruku dan Idul Fitri serta Idul Adha adalah Hari Rayaku.

Jadi, apa tahun barumu?



Dari : salah satu anak bangsa yang masih terus belajar memperdalam Islam

P.S
Sumber :
http://www.muslim-menjawab.com/2012/12/mengenal-asal-usul-sejarah-1-januari.html?m=1
http://m.eramuslim.com/fokus/tahun-baru-masehi-sejarah-kelam-penghapusan-jejak-islam.htm
https://muslim.or.id/22962-sejarah-penetapan-penanggalan-tahun-hijriyah.html
https://visec.or.id/berita-17-sejarah-makna-tahun-baru-islam-1-muharram-1436-hijriyah.html