Amoradoloza Pratavartitha......
Aloza.......
Ini adalah nama dari sekelompok manusia yang tergabung dalam ruang kecil bernama 110. Kami menyebutnya sebagai keluarga kedua, namun mereka di luar sana menyebutnya dengan OSIS - MPK SMA Negeri 12 Jakarta Masa Bakti 2012 - 2013. Kami adalah sekelompok orang yang dipilih oleh warga sekolah dengan 1 visi, menyalurkan aspirasi warga sekolah. Kami berasal dari suku, agama, budaya, dan latar belakang yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Sebulan, dua bulan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Akhirnya sampailah kami semua ber 61 di penghujung pengabdian kami pada sekolah yang berukuran tidak lebih besar dari sekolah-sekolah menengah atas lainnya. Sampailah kami disatu tahunnya kami mengabdi. Sampailah kami pada suatu titik yang kami sebut sebagai 'perpisahan'. Namun, sekali lagi, kami menyakini bahwa perpisahan ini bukanlah akhir dari semuanya, melainkan sebagai titik awal dalam meraih kesuksesan kami masing-masing.
Ya, kami berpisah. Berpisah tepat di tanggal 1 Oktober 2013. Perpisahan adalah hal yang paling di benci hampir dari seluruh umat manusia, termasuk kami, termasuk gue. Gue benci banget sama kejadian tanggal 1 Oktober itu. Tanggal yang mengharuskan gue - seseorang yang amat sangat mendambakan sosok kakak - untuk melepas mereka. Membiarkan mereka meraih apa yang mereka cita-citakan. Membiarkan mereka untuk enggak lagi masuk ke ruang kecil yang kami sebut 110, ruang osis tercinta. Mungkin ini adalah hal yang gak wajar, lebay, bahkan menjijikan bagi sebagian orang di luar sana yang sama sekali memandang ruang kecil itu tak bermakna. Tapi sekali lagi, ruang kecil itu, 110, telah memberikan begitu banyak kenangan buat kami, 12'13, Aloza.
110 udah begitu banyak memberikan suka, duka, tawa, air mata, kebisuan, kesunyian, dan semua yang gak pernah gue temuin di tempat lain. 110 adalah rumah kedua untuk kami. Tempat di mana kami dapat mengekspresikan semuanya, bebas, lepas. Tempat di mana kami dapat saling lebih mengenal antara satu dengan yang lainnya Tempat yang selalu sumpek, pengap, sempit, tapi selalu dirindukan oleh kami, Aloza. Di 110 pula lah gue bisa manggil 'kakak' dan menjadi adik untuk pertama kalinya. Walaupun kami gada hubungan darah, tapi percayalah, gue bener-bener bangga, seneng, puas bisa manggil mereka dengan sebutan, kakak. Saat di mana sosok mereka mampu ngedobrak semangat gue, ngebangkitin gairah gue untuk terus berkarya di 110. Ya, semuanya berawal dari sini, 110.......
Kami saling mengerti satu sama lain. Kami saling melindungi. Kami bekerja dan mengabdi atas dasar kekeluargaan dan profesionalitas. Gue bener-bener bebas untuk menjadi adik. Gue bebas manggil mereka kakak di 110 dan di mana pun. Gue jadi adik! Ya, adik. Ketika orang lain di luar sana saling ngejudge satu sama lain, cuma kita yang masih bisa nyemangatin satu sama lain. Walaupun beberapa dari mereka masih ada yang berperilaku tidak sopan, tapi gue bener-bener kangen sosok kakak yang gue temuin di diri mereka.
Swadaya, proposal, lpj, denda, caci maki, kebohongan, ketawa bareng, nangis bareng, deadline di mana-mana, marah satu sama lain, sindir-sindiran, ketulusan, pengorbanan........itu adalah hal yang udah gue lewatin 1 tahun bersama kakak-kakak 12'13.
Teruntuk Amoradoloza Pratavartitha,
Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih, 110. Terima kasih, Aloza{}
Salam rock and roll dari Angbid 1 OSIS
Kamis, 20 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar