Sabtu, 07 Maret 2015

Silih Berganti

Datang, lalu pergi
Menyapa, namun juga diabaikan
Menghampiri, kemudian meninggalkan dan tak kembali
Tertawa, tapi setelah itu menangis
Dielukan, tapi juga dicaci
Dipercaya, namun juga dikhianati
Bersama, tapi kenyataannya sendiri
Merasa lengkap, namun setelah itu kehilangan
Ramai, kemudian menjadi sepi
Hening
Sunyi
Sendiri
Dan tersadar bahwa hadiah perjalanan
Adalah satu paket, silih berganti

Kepada Alam

Kita tak bisa memilih untuk terlahir sebagai apa, dari keluarga yang bagaimana, dengan kondisi yang seperti apa, dan bahkan kita tidak bisa memilih untuk mati dengan keadaan yang bagaimana. Karena pada hakikatnya semua yang telah diberikan oleh Tuhan adalah pilihan.

Pilihan diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang mampu untuk memilih. Namun, sering kali kita terdesak oleh pilihan yang harus kita pilih. Bahkan kita sering dihadapkan pada pilihan, yang menurut kita, seharusnya itu bukan menjadi pilihan. Bukan begitu, Alam?

Tapi, sampai sejauh ini, aku masih tetap dan akan terus percaya bahwa pilihan-pilihan itu telah Tuhan siapkan untuk kita, makhluk pilihanNya.

Alam, pernahkah kau merasa bosan bahkan lelah menghadapi dunia yang semakin hari kian menjadi? 

Aku pun demikian.

Alam, pernahkah kau merasa begitu takut dengan pilihan-pilihan yang akan Tuhan berikan untuk kita?

Aku pun demikian pula.

Lalu, Alam, pernahkan kau merasa ingin berisitrahat sejenak dari rutinitasmu?

Aku, sangat ingin. Tapi, Alam, bukankah aku, dia, mereka, bahkan kau, tidak akan bisa beristirahat dari rutinitas sampai waktu yang telah ditentukan oleh Tuhan?

Alam….

Bagiku dunia begitu menakutkan. Begitu jahat. Bahkan amat kejam. Aku begitu takut pada pilihan-pilihan yang akan datang. Dan yang paling aku takutkan adalah ketika aku harus memilih : kehilangan atau menghilang. 

Ketika aku memberikan dua pilihan itu untukmu, yang mana yang akan kau pilih?

Ketika aku memilih untuk kehilangan, maka semuanya akan berubah. Semuanya akan menjadi tak sama lagi. Akan ada hal yang berbeda setelah aku memilihnya. Entah itu apa, yang pasti aku akan merasa tak lengkap lagi. Lalu, ketika aku memilih untuk menghilang, ada beberapa hal yang pasti akan berubah. Hampir sama seperti ketika aku memilih kehilangan. Tapi aku merasa, menghilang lebih baik daripada aku harus memilih kehilangan.

Alam……

Jika suatu hari nanti aku harus menghilang, bisakah kau merahasiakan keberadaanku?

Aku hanya ingin beristirahat sejenak dari rutinitasku. Bersembunyi dari tempat yang tidak dapat ditemukan oleh orang lain, terutama mereka yang pasti akan mencari keberadaanku ketika aku menghilang.
                
Alam….
                
Jika aku menghilang pada saatnya nanti, aku berharap bahwa ini adalah pilihan terbaik yang telah Tuhan siapkan untukku.

Tapi, Alam, sebelum waktuku untuk menghilang tiba, aku ingin menjadi mentari yang tak lelah bersinar. Aku ingin menjadi daun yang tidak pernah membenci angin. Aku ingin menjadi bunglon yang dapat dengan mudah mengubah warna. Aku juga ingin menjadi hujan yang dapat membuat embun bahkan pelangi setelahnya. Untuk yang terakhir, aku sangat ingin menjadi senja yang mampu memberikan warna terbaiknya untuk dunia.

Alam,

Ketika aku menghilang pada saatnya nanti, tolong sampaikan terima kasih dan maaf dariku untuk mereka semuanya, ya.

Dari : Aku yang lebih memilih 'menghilang' dibandingkan 'kehilangan'